Minggu, 29 Januari 2017

Perubahan dan Perkembangan Kurikulum di Indonesia

PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INSONESIA
Oleh Anis Suhartatik/ OfferingB


Pendidikan adalah segala sesuatu yang menyangkut pengalaman belajar dimana saja manusia berada yang dapat menjadikan sesorang tersebut menjadi lebih baik. Pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal yang biasa dilakukan di bawah wewenang sekolah, sedengkan non formal biasa dilakukan di luar sekolah tanpa ada ikatan peraturan dan capaian tertentu seperti di pendidikan formal.
            Pendidikan formal dalam mencapai kelulusan harus mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan. Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia di pasal 1 terdapat pengertian kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Banyak yang beranggapan tujuan adanya kurikulum adalah untuk tertatanya sistem belajar dan mengajar yang baik. Kurikulum di Indonesia sering kali berganti-ganti tiap ganti menteri yang memiliki tujuan masing-masing dan mengikuti perkembangan juga kemajuan zaman.
            Di Indonesia kurikulum berlaku sejak tahun 1947 sampai sekarang ini  yang masih berlaku adalah kurikulum 2013. Perubahan kurikum ke kurikulum berikutnya selalu membawa pembaharuan yang sangat bermanfaat hasilnya bagi pihak yang bersangkutan seperti guru dan siswa, juga memiliki alas an yang logis dalam menghadapi kemjuan zaman. Perjalanan kurikulum pendidikan nasional di Indonesia yaitu tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013.
  1. Kurikulum 1947
Kurikulum 1947 adalah kurikulum pertama yang telah dilakukan di Indonesia, dimana diberlakukan pada awal kemerdekaan. Menurut Wirianto (2014) kurikulum 1947 bertujuan untuk  kepentingan bangsa Indonesia dalam memajukan bangsa setelah penjajahan. Akan tetapi kurikulum ini terdapat pengaruh dari Belanda seperti nama lain dari kurikulum ini adalah “Rentjana Pelajaran” bahasa Belanda yang memiliki arti rencana pelajaran. Pada kurikulum 1974 yang diutamakan adalah pendidikan watak , kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Cirri-ciri dari kurikulum ini yang telah dipaparkan Wirianto (2014) sebagai berikut.
a.       Sifat kurikulum Separated Subject Curriculum (1946-1947),
b.      Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah,
c.       Jumlah mata pelajaran: Sekolah Rakyat (SR) –16 bidang studi, SMP-17 bidang studi
d.      Bidang studi dan SMA jurusan B-19 bidang studi.
  1. Kurikulum 1952
Kurikulum kedua ini mengalami penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1947. Menurut Wirianto (2014) karena kurikulum 1952 merupakan kurikulum yang lebih merinci makan telah diberi nama “Rentjana Pelajaran Terurai”. Pada kurikulum ke dua ini sudah mengarah ke Pendidikan Nasional dan memiliki cirri bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang terhubung dengan kehidupan sehari-hari, juga kurikulum mengatur mata pelajaran terpisah-pisah.
  1. Kurikulum 1964
Menurut Alhamuddin (2015) Pokok-pokok pikiran pada kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapatkan pengetahuan akademik untuk bekal jenjang berikutya yang akan ditempuh yaitu SD. Hal tersebut sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Kurikulum 1964 memiliki cirri-ciri dengan mengklasifikasikan mata pelajaran dalam lima kelompok, yaitu kecerdasan, emosional, keterampilan, dan jasmani.
  1. Kurikulum 1968
Menurut Alhamuddin (2015) penggantian kurikulum 1964 menjadi 1968 yang bertujuan bahwa pendidikan ditekankan dalam membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan, mempertinggi ketrampilan, budi pekerti, moral, dan keyakinan dalam beragama, jadi pada kurikulum ini dirubah dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa Pancasila. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Mata pelajaran dalam kurikulum 1968 dikelompokkan menjadi 9 pokok.
  1. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif., Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi dalam bentuk Tujuan Instruksional Umum (TIU), Tujuan Instruksional Khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Guru harus trampil menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajara ( Sariono, 2013).
  1. Kurikulum tahun 1984
Kurikulum 1984 merupakan kurikulum penyempurna kurikulum 1975. Menurut Wirianti (2008) Asumsi yang mendasari penyempurnaan kurikulum 1975 ini adalah bahwa kurikulum merupakan wadah atau tempat proses belajar mengajar berlangsung yang secara dinamis, perlu senantiasa dinilai dan dikembangkan secara terus menerus sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat. Cirri-cirir kurikulum 1984 sebagai berikut.
a.       Berorientasi kepada tujuan instruksional
b.      Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA)
c.       Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.
d.      Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
e.       Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
f.        Menggunakan pendekatan keterampilan proses
  1. Kurikulum 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Cirri-cirinya sebagai berikut.
a.    .Sifat kurikulum objective based curriculum
b.    Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan
c.    Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat
d.    Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan social.
e.    Nama SMP dan SLTP kejuruan diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama),dan SMA diganti SMU (Sekolah Menengah Umum)
f.      Penjurusan di SMU dilakukan di kelas II, f) penjurusan dibagi atas tiga jurusan, yaitu jurusan IPA, IPS, dan Bahasa,
  1. Kurikulum 2004
Dari penjelasan Wirianto (2008) bahwa kurikulum 2004 disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dapat diartikan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan uji kompetensi atau  tugas-tugas dengan standar  tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
  1. Kurikulum 2006
Menurut Wirianto (2008) kurikulum 2006 dikenal dengan KTSP atau kutikulum tingkat satuan pendidikan. Teknis pada kurikulum 2006 tidak terdapat banyak perbedaan dengan kurikulum 2004. Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun menjadi sebuah perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah di bawah binaan dan pemantauan dinas pendidikan daerah dan wilayah setempat.
  1. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru saat ini di Indonesia yang masih berjalan hingga sekarang. Menurut Alhamuddin (2015) Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaianya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik menguasai sekurang-kurangnya tingkkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat. Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemamapuan dan kecepatan belajar masing-masing. Ciri-ciri Kurikulum 2013  sebagai berikut.
a.       Berpusat pada anak
b.      Memberikan pengalaman langsung pada anak.
c.       Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses.
d.      Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan anak.
e.       Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
DAFTAR RUJUKAN
Alhamuddin. 2015. Sejarah Kurikulum Indonesia. UIB
Wirianto, D. 2008. Perspektif Historis Transformasi Kurikulum di Indonesia. Islamic Studies Journal, 2(1).
           



0 komentar:

Posting Komentar