Minggu, 02 April 2017

Teori Belajar Kecerdasan Ganda dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Nama: Anis Suhartatik
NIM: 150341600910
Offering: B
TEORI BELAJAR KECERDASAN GANDA DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN

Program pendidikan dan pembelajaran seperti yang berlangsung saat ini oleh karenanya harus lebih diarahkan atau lebih berorientasi kepada invidu peserta didik. Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahman pendidik tentang karakteristik individu.
Salah satu karakteristik  penting dari individu yang perlu difahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi individu memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengebangkan secara optimal pternsi yang aa pada dirinya. Akibat penanganan salah seperti yang dilakukan oleh sistem persekolahan saat ini kita telah kehilangan bakat-bakat cemerlang. Individu-individu yang cerdas tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.
Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard Gardner  seorang professor psikologi dari Harvard University , akan dijadikan acuan untuk lebih memahami bakat dan kecerdasan individu. Tulisan ini bertujuan untuk membahas dan lebih memahami tentang upaya yang perlu dilakukan oleh guru dan pendidik dalam membantu memfasilitasi pengembangan potensi individu peseta didik.
1.      Siswa adalah Individu yang Unik
Pada dasarnya siswa adalah individu yang unik. Setiap siswa memiliki potensi dan kemempuan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Tidak semua individu memilki profil intelegensi yang sama. Setiap individu juga memilki bakat dan minat belajar yang berbeda-beda.
Setiap siswa memang memiliki potensi yang berbeda – beda dan memilki pilihan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, namun ada beberapa pengetahuan dan kerterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah yaitu kemampuan atau kompetensi dalam bidang :
Bahasa (linguistic)
Matematika (math)
Ilmu Pengetahuan Sosial (social sciences)
Ilmu Pegetahuan Alam (Natural Sciences)
Keempat bidang ini dapat dipandang sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh individu siswa setelah lulus dari sekolah.
2.    Macam-macam Kecerdasan
Gardner (1983) berhasil mengidentifikasi tujuh macam kecerdasan, yang kemudian dikenal sebagai kecerdasan ganda (Multiple Intelligence). Ketujuh jenis kecerdasan tersebut adalah:
1.      Kecerdasan musical : kemampuan untuk mengapresiasi musik, meliputi menyanyi, bersiul, bermain alat musik, mengenal pola nada, membuat komposisi musik, mengingat melodi, memahami irama musik. Gardner telah mengidentifikasi bahwa  inti dasar KM musical meliputi aspek irama, pola titinada, harmoni, dan timber, tetapi dia segera mengusulkan adanya kekuatan emosional misterius dari musik.
2.      Kecerdasan Kinesthetic : berkaitan dengan pengendalian gerakan badan, terletak di korteks motoris dengan  setiap belahan otak mendominasi atau mengendalikan gerakan badan di sisi yang berlawanan. Jika seseorang cerdas secara kinesthetic maka akan mudah meniru gerakan.
3.      Kecerdasan logical/mathematical : ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam pemikiran.. Seseorang yang cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik dengan pola dan bilangan/angka-angka. Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan dan cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi secara matematik. Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu mengembangkan keterampilan berpikir dan logika seseorang.
4.      Kecerdasan visual/spatial : kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambraan visual yang disekitarnya. Seorang seniman dapat memiliki kemampuan persepsi yang besar. Bila mereka melihat sebuah lukisan, mereka dapat melihat adanya perbedaan yang tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak mampu melihatnya. Dengan mengamati sebuah foto, seorang fotografer dapat membuat analisis mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto tersebut seperti arah datangnya cahaya, latar belakang, dan sebagainya, bahkan mereka dapat memberi jalan keluar bagaimana seandainya foto itu ditingkatkan kualitasnya. Kecerdasan ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti fotografer, seniman, navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut untuk melihat secara tepat gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran tersebut.
5.      Kecerdasan verbal/linguistik  : kemampuan menyusun pikirannya dengan jelas dan mampu mengungkapkannya dengan kata kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yang terkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan pada profesi pengacara, penulis, penyiar radio/televisi, editor, guru.
6.      Kecerdasan interpersonal : kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Seseorang harus dapat memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian memberikan respon yang layak
7.      Kecerdasan intrapersonal : Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang lain.
8.      Kecerdasan naturalistik : Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta alam adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan ini.
3. Faktor Penting dalam Implementasi Teori Kecerdasan Ganda
Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-komponen sistem persekolahan sebagai berikut :
a.       Orang tua murid
Orang tua murid, perlu memberikan dukungan yang optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
b.      Guru
Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda. Agar implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa dan kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.
c.       Kurikulum dan fasilitas
d.      Sistem penilaian
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda berbeda dengan sistem penilaian yang digunkan pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan kemajuan (progress)  yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini adalah metode penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan atau pengetahuan.
4.    Kelebihan dan Kekurangan
a.      Kelebihan
1.      Setelah mengetahui kecerdasan yang dimiliki oleh anak, pembelajaran pun bisa dilakukan dengan lebih fokus untuk sebuah kecenderungan yang akan mempunyai hasil yang sangat optimal
2.      Akan memberikan sudut pandang yang terkesan baru untuk pengembangan potensi yang dimiliki manusia,
3.      Memberi berbagai macam harapan serta semangat yang terkesan baru terlebih pada anak yang sedang melakukan pembelajaran,
4.      Memberi kesempatan si pelajar agar lebih kritis serta memiliki pemikiran yang terbuka,
5.      Menghindari penghakiman yang bisa dilakukan manusia dari sudut pandang sebuah kecerdasan.
b.      Kekurangan
1.      Memiliki kontroversi terlebih pandangan yang diberikan ahli psikologi tradisional seperti mencampur adukkan pengertian bakat, kecerdasan hingga ketrampilan
2.      Memerlukan fasilitas yang begitu lengkap sehingga teori ini akan membutuhkan biaya yang jauh lebih besar untuk operasional secara klasikal atau masal,
3.      Jika dilihat di Indonesia, tenaga pendidikan yang berada di Indonesia saat ini belum sepenuhnya telah siap untuk melakukan teori dalam praktek ini ataupun melibatkan pelajar dewasa karena sudut pandang masih bersifat tradisional,

4.      Lebih bersifat personal atau individu.

0 komentar:

Posting Komentar